Wednesday 27 November 2013

PEMBELIAN MOBIL TOYOTA


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Mobil merupakan suatu hal penting yang dianggap mampu membantu mempermudah hidup manusia. Sejak ditemukannya alat transportasi tersebut, gerak hidup manusia berubah menjadi lebih mudah dan dinamis. Semakin berkembangnya zaman semakin banyak pula pilihan mobil yang ditawarkan oleh produsen. Dengan banyaknya keluaran mobil terbaru ditambah dengan semakin gencarnya iklan tentang mobil-mobil terbaru, membuat sebagian konsumen tertarik dan terdorong untuk dapat menukar (menjual) mobilnya dan menggantinya dengan mobil keluaran terbaru, sehingga hal ini menciptakan mobil bekas yang masih layak pakai untuk kembali diperjualbelikan kepada konsumen lainnya.

BAB II
TINJAUAN PUSAKA

Selain dari banyaknya keluaran mobil terbaru, ada beberapa hal yang mendorong bisnis penjualan mobil bekas di Indonesia terus meningkat, yaitu harga mobil baru yang semakin tinggi. Selain itu salah satu faktor yang menentukan harga jual kendaraan baru adalah nilai tukar rupiah terhadap US Dollar atau Yen Jepang. Jika nilai tukar rupiah melemah, maka produsen mobil di Indonesia terpaksa menaikkan harga jual kendaraannya. Hal ini membuat harga mobil baru terus meningkat. Sehingga calon pembeli yang kemampuan daya belinya tidak terlalu kuat, dapat membeli mobil bekas merupakan salah satu pilihannya. Alasan lainnya, konsumen tidak ingin menunggu mobil baru yang terlalu lama. Pada beberapa tipe mobil yang laris di pasaran, masa tunggu kendaraan keluar dari showroom kadang terlalu lama. Sehingga banyak calon pembeli yang tidak sabar menunggu masa indent tersebut, akhirnya lebih memilih mencari alternatif lain dengan membeli mobil bekas yang bisa langsung dipakai. Hal ini berlaku ketika kapasitas produksi atau kuota impor suatu model tidak lagi sesuai dengan banyaknya permintaan pasar. Contohnya pada Mobil Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Nissan Grand Livina, Honda Jazz, dan lain-lain.


BAB III
PEMBAHASAN

Sedangkan kepribadian konsumen merupakan ciri- ciri kejiwaan seseorang baik pembawaan dari lahir maupun disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang menentukan dan mencerminkan bagaimana memberi respon terhadap lingkungannya. Kepribadian konsumen cenderung mempengaruhi dalam hal membeli mobil bekas yaitu bagaimana konsumen memuaskan kebutuhan dan keinginannya akan suatu kenderaan melalui tipe, corak maupun kualitas yang ada pada mobil bekas. Akhirnya dengan melihat dan mempertimbangkan keempat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk memilih pembelian mobil bekas, maka pemasar akan lebih memahami kebutuhan dan keinginan dari konsumen sehingga strategi yang diterapkan juga tentunya akan lebih baik dan berhasil.

I.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1.     Sejauhmana pengaruh faktor-faktor internal yang terdiri dari: motivasi, persepsi,
        pembelajaran,
dan kepribadian terhadap keputusan konsumen membeli mobil bekas di  DKI Jakarta ?
2.     Sejauhmana pengaruh faktor pengalaman dan pengetahuan terhadap pembelajaran konsumen
membeli mobil bekas di DKI Jakarta ?


I.3. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1.  Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor-faktor internal yang terdiri dari: motivasi,
persepsi, pembelajaran, dan kepribadian terhadap keputusan konsumen membeli mobil bekas di DKI Jakarta
2.     Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor pengalaman dan pengetahuan terhadap
 pembelajaran konsumen membeli mobil bekas di DKI Jakarta


I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :

1.     Sebagai sumber informasi bagi pihak pemasar produk mobil bekas untuk dapat menentukan
kebijakan dan pengembangan strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan pasar, khususnya perilaku konsumen dalam membeli mobil bekas
2.     Sebagai penambah dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dalam bidang pemasaran
 khususnya perilaku konsumen yang berkaitan dengan pengambilan keputusan pembelian.
3.     Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pemasaran
dimasa yang akan datang.


I.5. Kerangka Berpikir
Untuk dapat memenangkan persaingan, maka tentunya pemasar haruslah memahami kondisi pasar dan melakukan analisis yang tepat. Dalam menganalisis kondisi pasar tersebut, pemasar perlu melakukan analisis perilaku konsumen untuk mengidentifikasi bagaimana perilaku membeli konsumen dan proses pembeliannya beserta faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian. Analisis perilaku konsumen ditujukan untuk mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi dalam memilih, membeli, menggunakan barang, jasa dan ide untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Pemasar perlu mempelajari keinginan, persepsi, preferensi, dan perilaku beli konsumen.

Mowen (2002) menyatakan bahwa, “Motivasi adalah keadaan yang diaktivasi atau digerakkan dimana seseorang mengarahkan perilaku berdasarkan tujuan”. Dapat diartikan bahwa motivasi muncul karena adanya tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang.

Kotler (2007) menyatakan bahwa,” Persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti”

Solomon (2003) menyatakan bahwa pembelajaran adalah “ a relatively permanent change in behavior that is caused by experience”. Dapat diartikan bahwa pembelajaran adalah perubahan perilaku yang relatif permanen yang diakibatkan oleh pengalaman.

Kotler (2007) menyatakan bahwa kepribadian adalah “Ciri bawaan psikologis manusia (human psychological traits) yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya”.

Kotler (2007) menyatakan bahwa, “Keputusan pembelian merupakan tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang disukai”.

Schiffman & Kanuk (2007) menyatakan bahwa, “Pembelajaran merupakan hasil pengetahuan dan pengalaman masa lalu yang diperoleh”.

Setiadi (2003) menyatakan bahwa, “Konsumen dapat belajar tentang produk atau jasa melalui pengalaman penggunaan pribadi secara langsung. Pembelajaran dicerminkan melalui perubahan pengetahuan akibatnya fokusnya adalah pada

pengertian akan proses mental yang menentukan orang mempelajari informasi (yaitu bagaimana informasi diteruskan keingatan jangka panjang)”.


I.6. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.     Faktor-faktor internal yang terdiri dari: motivasi, persepsi, pembelajaran, dan kepribadian
berpengaruh terhadap keputusan pembelian mobil bekas.
2.     Faktor pengalaman dan pengetahuan berpengaruh terhadap pembelajaran pembelian mobil
bekas.


BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Banyaknya produk yang mewakili harapan konsumen serta tanggapan penerimaan konsumen terhahadap produk Toyota itu sendiri. Setidaknya di buktikan dengan angka penjualan yang relatif
selalu bersaing dan memimpin di Indonesia. Artinya fungsi penawaran dan permintaan dalam sistem perekonomian tercipta dengan saling memberikan keuntungan berdasarkan factor budaya, social, psikologi dan pribadi




Saran
Berdasarkan pada analisis dan kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian ini, maka saran-saran yang dapat diajukan adalah:

Saran untuk Perusahaan:
Pihak perusahaan perlu memantau apa kendala bagi konsumen ketika memliki sebuah kendaraan yang telah dibeli dari perusahaanya, sehingga konsumen akan merasa lebih aman dan nyaman.Perusahaan Toyota lebih memperhatikan sebuah komunitas yang mendasarkan atas Perusahaanya yang akan menjadi daya tarik dalam suatu produk yang dijualkanya.

Saran Untuk Penelitian Mendatang:
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel-variabel selain identitas, nilai, dan aktivitas yang termasuk dalam stratagi komunitisasi pemasaran yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

MEMBUAT SIKAP DAN PERSEPSI KENAPA MEMILIH MAKANAN SIAP SAJI


FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN


BAB I
PENDAHULUAN



I.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan pasar barang dan jasa yang sangat besar dan potensial.
Tidaklah mengherankan jika menjadi pasar tujuan/ sasaran yang potensial bagi
perusahaan-perusahaan multinasional dari seluruh dunia. Setiap insan penduduk atau
individu di Indonesia adalah konsumen, karena ia melakukan kegiatan konsumsi baik
pangan, non-pangan maupun jasa. Dengan demikian, Indonesia memiliki lebih dari 230
juta konsumen
Pasar bebas pada era globalisasi berimplikasi hadirnya berbagai jenis barang dan jasa
dengan berbagai merek membanjiri pasar Indonesia. Persaingan antarmerek setiap
produk dari berbagai negara semakin tajam dalam merebut minat konsumen. Bagi
konsumen, pasar menyediakan berbagai produk dan merek, dengan banyak pilihan.
konsumen bebas memilih produk dan merek yang akan dibelinya. Keputusan membeli
ada pada konsumen. Konsumen akan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli
produk dan merek tertentu. Konsumen akan membeli produk yang sesuai kebutuhannya,
seleranya, dan daya belinya. Konsumen tentu akan memilih produk yang bermutu lebih
baik dan harga yang lebih murah.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

         
Teori Perilaku Konsumen Model Perilaku Konsumen Engel, Blackwell dan Miniard
Model Perilaku Konsumen yang dikemukakan oleh Engel, Blackwell dan Miniard
(1994) menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor yang secara bersama-sama
mempengaruhi proses keputusan konsumen dalam membeli atau memilih. Faktor-faktor
tersebut antara lain adalah :
a). Pengaruh Lingkungan : Adalah lingkungan dimana konsumen berada atau di
     besarkan yang terdiri dari budaya; kelas sosial; pengaruh pribadi, keluarga dan
     situasi.
b). Perbedaan Individu : Adalah perbedaan masing-masing individu konsumen
     yang terdiri dari SDM konsumen, motivasi, sikap, kepri- badian dan demografi.4
c). Proses Psikologis : Adalah proses yang terjadi pada diri konsumen sebelum
    membeli atau memilih yang terdiri dari pemrosesan informasi, pembelajaran ,
    perubahan sikap/perilaku.



BAB III
PEMBAHASAN


SEPERTI APA MAKANAN SIAP SAJI ITU ?

Makanan siap saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana.Makanan siap saji biasa disebut dengan fast food dan junk food. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut, biasanya istilah ini merujuk kepada makanan yang dijual di sebuah restoran atau toko dengan persiapan yang berkualitas rendah dan dilayankan kepada pelanggan dalam sebuah bentuk paket untuk dibawa pergi. Istilah “makanan siap saji” diakui dalam bahasa kamus bahasa Inggris Merriam-Webster pada 1951.

Makanan siap saji atau biasa disebut Junk Food itu sudah banyak tersebar, seperti :

·         Mie Instant                                      
·         Nugget
·         Pizza Hut
·         MC DONALDS
·         Burger King
·         French Fries 
·         Dll,
  
Sejarah Makanan Siap Saji atau Fast Food
Sejarah fast food sendiri telah ada sejak lama bahkan sebelum namanya menjadi fast food. Sebelumnya fast food dikenal sebagai quick service restoran. Ide restoran cepat saji ini berasal dari budaya romawi kuno, dimana konsep makanan siap saji itu ada selama permainan dan aktivitas budaya. Salah satu fakta sejarah makanan cepat saji yang akan membuat kamu kagum adalah bahwa industri bisnis makanan cepat saji global yang tumbuh sebesar 4,7% pada tahun 2006 dan raja-raja makanan cepat saji seperti McDonald’s memiliki gerai makanan hampir 31.000 berjalan di 126 negara dan 6 benua! Selain itu, di negara berkembang seperti India, bisnis makanan cepat saji tumbuh pada tingkat yang luar biasa, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 41% per tahun! Sesuai kronologi sejarah makanan cepat saji, beberapa pelopor yang mengubah bisnis makanan cepat saji dan mendirikan monopoli dalam bisnis ini , dimulai pada awal 1920-an dan 1940-an. Pertumbuhan mereka sangatlah luar biasa, menggurita dimana-mana serta menjadi bagian tak terpisahkan kehidupan manusia modern. Fast food mengandung banyak lemak, sodium, dan gula yang telah dinyatakan bisa menurunkan kepadatan tulang. Selain itu, fast food juga tidak mengandung nutrisi yang seimbang karena proses memasaknya yang tidak bisa dikontrol. Beberapa jenis fast food kaya akan minyak dan mentega, yang tentunya juga tanpa ada jaminan kebersihan, dan hampir tidak tersedia pilihan fast food dengan kadar lemak yang dikurangi. Di samping itu, fast food juga cenderung hanya mengandung sedikit sayur dan buah.

Zat Aditif Yang Terkandung Dalam Makanan Siap Saji :
1.  Penyedap rasa (mono sodium glutamate)
Monosodium glutamate adalah garam natrium (sodium) dari asam glutamate (salah satu asam amino non-esensial penyusun protein) yang secara alami terdapat pada semua bahan makanan yang mengandung protein. Salah satu bahan penyedap rasa yang kerap dikonsumsi masayarakat adalah monosodium glutamate (MSG) atau biasa disebut mechin atau vetsin. Yang dijual dalam bentuk kristal halus berwarna putih, mirip dengan gula pasir atau garam dapur. MSG buatan inilah yang disinyalir dapat memberikan efek negative bagi tubuh manusia.
2. Pengawet seperti BHA
Butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydrozyttoluene (BHT) adalah antioksidan untuk mencegah makanan dalam kemasan berbau tengik dan berminyak. Bahan kimia ini banyak terdapat pada sereal, permen karet, keripik kentang, dan minyak sayur
3. K-nitrit
K-nitrit, bahan pengawet ini biasanya digunakan pedagang untuk mengawetkan daging kornet, daging kering,daging asin, pikel daging.
4. Anti kempal
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja).
5. Pemutih dan pematang tepung (aseton peroksida)
Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat.
6. Sekustran (asam fosfat)
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA.

Dampak Positive Makanan Siap Saji


1.    Mudah dibeli atau didapat

2.    Lebih cepat dan instant

3. Praktis


Dampak Negative Makanan Siap Saji
  • Dampak dari Sulfit : Sesak napas, gatal-gatal dan bengkakDampak dari penggunaan MSG : Rasa terbakar di bagian leher, mati rasa di bagian belakang leher, stress dan tegang pada kulit wajah, dada terasa sakit, sakit kepala, detak jantung yang cepat, rasa lemah/cepat lelah, memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan, kerusakan otak,kelainan hati, trauma, demam tinggi, mempercepat proses penuaan, alergi kulit, mual, muntah, migren, asma, ketidakmampuan belajar, dan depresi

  • Dampak dari BHA : Menimbulkan efek ketagihan bagi yang mengkonsumsinya.Dampak dari Pemutih dan Pematang Tepung : efek pada masa kehamilan, dan gangguan darah, menyebabkan bisul pada perut, batu pada tumor, dan kandung kemih Kegemukan dan obesitas, Kanker payudara 

Selain bahaya yang ditimbulkan zat aditif makanan itu,juga yang perlu diwaspadai adalah bahaya yang terdapat pada kemasan makanan cepat saji.Sampai saat ini menurut Ketua Federasi Pengemasan Indonesia Hengky Darmawan di Indonesia sistem pengemasannya baru 10% yang sesuai aturan SNI. Pemilihan jenis kemasan harus memperhatikan food grade dan food safety (Kompas, 2003).Namun pada kenyataannya produsen jarang mempertimbangkan hal tersebut.Dibandingkan dengan memperhatikan unsur kesehatan,produsen memilih kemasan dengan dipengaruhi faktor tampilan yang menarik,melindungi produk yang dikemas dan pertimbangan ekonomis,
Bahan yang selama ini digunakan memiliki beberapa dampak negatif bagi kesehatan,diantaranya:
·         Plastik atau styrofoam (pembungkus mie instant dan nugget) bersifat mutagenik (mengubah gen) dan karsinogenik,
·         PVC (polyvinyl clorida untuk pembungkus kembang gula) yang dapat menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill dan Flack, 1992) ,
·         Kaleng (makanan buah, susu, makanan lauk-pauk) disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker (Media Indonesia, 2003).



BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan

Makanan siap saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan.
World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu :
1)    aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadaporgan-organ tubuh,
      2) aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu
          keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan,
      3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.
          Teori Snehandu B.Kar yaitu: B = f (BI, SS, AI, PA, AS). Dimana, BI = Behavior
          Intention (niat untuk bertindak), SS = Sosial Support (dukungan masyarakat), AI =
          Accessebility of Information (adanya informasi), PA = Personal Autonommy
         (pengambilan keputusan), AS = Action Situation (Situasi yang
          mendukung).sedangkan Teori WHO yaitu : B = f (TF, PR, R, C) dimana, TF (Trought
          and feeling), PR (Personal Reference), R (Resources),dan C (Culture)

SARAN
1.    Perlu adanya kesadaran, tekad dan disiplin yang kuat baik dari individu itu sendiri
dengan selalu mengkonsumsi makanan sehat.
2.    Peranan keluarga, terutama ibu yang selalu menyediakan makanan sehat atau
makanan tradisional.
3.     Peranan pemerintah untuk terus mengawasi dan mengontrol para produsen melalui lembaga-lembaga terkait.

Referensi :