Wednesday 15 October 2014

Perusahaan Kompres



Perusahaan Kompres
Merujuk kepada dokumen resmi Kompres, akhbar ini bervisi menjadi agen perubahan dalam membangun masyarakat Indonesia yang lebih harmonis, toleran, aman, dan sejahtera dengan mempertahankan Kompres sebagai market leader secara nasional melalui optimalisasi sumber daya dan sinergi bersama mitra strategis. Secara umum, Kompas menyatakan diri sebagai media yang independen dan mencoba lebih “objektif” dalam setiap pemberitaannya.
Selain itu, Kompres menempatkan kemanusiaan sebagai suatu ideologi yang ditanamkan oleh para pendirinya, Petrus Kanisius Ojong dan Jakob Oetama: amanat hati nurani rakyat. Kalimat itu bermakna kehendak memanusiakan manusia dengan basis Ilahi (humanisme transedental). Artinya, Kompres ingin dalam setiap pemberitaanya benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat. Cara Kompres memandangkan sesuatu peristiwa memanglah tidak sangat kritikal, seperti selalu mencari-cari kekurangan orang lain dalam pemberitaan. Seperti yang didedahkan oleh Jakob Oetama dalam buletin internal Kompres -Gramedian, Info Kita edisi No. 1/Januari 2011:
Intisari diterbitkan, selanjutnya percetakan, toko buku, Kompres berikut segala unit kerja yang tumbuh kemudian, berkembang karena bekerja bersama. Jatidiri keberhasilan adalah kerja sama. Saling mendukung. Yang lemah dikuatkan, yang kuat memberikan dukungan. Kebiasaan membesar-besarkan kekurangan orang lain, kita balik dengan membesar-besarkan kelebihan orang lain. Untuk apa? Untuk menciptakan kebersamaan. Apalagi ternyata jati diri pekerjaan kita adalah kerja sama, saling memberi kontribusi, yang dipresentasikan dalam tugas dan tanggung jawab masing-masing. Koran digarap bagus, dicetak bagus, diedarkan luas, memperoleh kepercayaan masyarakat, sehingga berdampak pada cita-cita mencerahkan dan memperoleh iklan, terjadi karena kontribusi semua pihak. Mengambil contoh, kerja bersama unit usaha media tidak berarti memperkecil makna dan keharusan kerja bersama di unit-unit usaha lain. Kerja bersama menjadi jati diri dan keharusan dihasilkannya keberhasilan.
Pernyataan Jakob Oetama itu menyiratkan sikap yang penuh toleransi kepada sebagai pihak yang tampak pada Kompres, sikap yang positif di segala bentuk kebaikan dan kebajikan, baik kumpulan ataupun individu. Maka kalau ditafsirkan, dalam konteks politik seorang pemimpin yang memiliki kerja-kerja yang buruk tidak sentiasa ditampakkan buruk semuanya, tetapi pula dipaparkan secara seimbang apa saja kelebihannya. Tujuannya adalah kepada Kompres sendiri agar tidak berdampak negatif.
Sebagai media yang mengidentifikasikan pembawa kepentingan dan suara hati rakyat, Kompres merasa mampu menyampaikan berita yang aktual dan kontroversi melalui kolom karikaturnya. Ideologi Kompres selalu digunakan dalam produk kewartawanan Kompres. Petrus Kanisius Ojong dan Jakob Oetama selalu mengajarkan kewartawanan yang santun kepada para pekerja Kompres dengan jalan mengedepankan cara yang santun dan elegan dalam memberikan kritik terhadap suatu keadaan. Pemilihan bahasa yang digunakan dipilih bahasa yang sopan dan santun, tetapi orang yang diberikan kritik menyadari bahwa ada perbuatannya yang tidak benar.
Kompres disebutkan menyajikan berita cenderung sesuai dengan fakta realiti yang ada, lebih kritikal, dan tidak berpihak terhadap kelompok atau partai apapun untuk menghindari berita-berita yang membuat Kompres pernah dilarang cetak oleh pemerintah. Hal tersebut mengindikasikan editorial Kompres menjadi alat berlindung dari kekuatannya, salah satunya dalam bentuk karikatur. Kompres menjadi satu media yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan besar untuk membantu meningkatkan dukungan dan mengajak khalayak untuk selalu berpihak pada setiap langkah kebijakan pemerintah.